.

.
Searching
Change Language

Monday 2 May 2016

7 Critical Skills

Hey Sobat Risker, apa kabar? Alhamdulillah admin juga sehat. Baydewei, udah lama banget nih admin gak update dan sepertinya blog ini udah agak lumutan :D

So, Admin kali ini mau reposting daripada thread yang ada di forum kaskus, yaitu 7 Critical Skills yang Menentukan Kesuksesanmu by JurnalCowok.com ID: am4terazu.

Oh iya, sebelum membaca ada baiknya sebagai catatan Risker dulu bahwa "Hal-hal yang ada di postingan ini bukan berarti pasti yang menentukan kesuksesan, melainkan hanya sekedar opini serta pendekatan terhadap pribadi orang-orang yang telah sukses"

Yuk mari Simak dan Resapi ya Risker! CMIIW


7 Critical Skills yang Menentukan Kesuksesanmu

Critical Skills?? Iya bray, bukan critical strike yah, nyahaha

#Muqaddimah

Skills apa saja sih yang sebenarnya kita perlukan untuk mencapai kesuksesan? Bukankah semasa sekolah kita sudah belajar banyak hal? Ditambah lagi dengan bangku kuliah yang sudah susah payah kita kunyah dan beragam pengalaman berorganisasi dan internship yang ternyata hanya berakhir sebagai 'project thank you'. #curcol

Okey, kali ini aku nggak bicara sendiri, aku akan menyampaikan apa yang dipaparkan oleh orang yang ilmunya sudah lebih tinggi dari aku, Susan Engel, seorang ahli psikologi perkembangan (developmental psychologist). Tenang saja, aku jamin artikel ini akan tetap menggunakan bahasa yang manusiawi.


Tanpa perlu lama-lama lagi, ini dia: 7 Critical Skills yang menentukan kesuksesan.

1. Membaca


Oke, kamu bisa baca tulisan ini kan? Tentu saja, kalau nggak bisa, nggak mungkin kamu ngaskus! 
Nah, menurut Susan Engel, kemampuan membaca ini artinya: “kemampuan untuk membaca sebuah essay (karya tulis) atau buku dan memahaminya dengan baik, sehingga mampu menggunakan informasi yang terkandung di dalamnya secara praktek atau mampu berbicara mengenai informasi tersebut kepada orang lain.”


Nah, sekarang giliranku untuk bertanya: Apakah kamu bisa ‘membaca’? Apakah kamu mempraktekkan apa yang kamu pelajari? Membaginya dengan orang lain? Ada sebuah tulisan yang menyebutkan bahwa orang-orang yang suka membaca buku fiksi (novel, cerpen, dll.) cenderung lebih empatik. Memiliki empati menjadikan suatu individu menjadi lebih peka dalam hubungan interpersonal, sehingga menjadikan individu tersebut seorang pemimpin yang baik.

2. Rasa Ingin Tahu


Bila kamu adalah seorang enterpreneur atau wirausahawan/wati, kamu mungkin sudah memiliki kemampuan ini. Karena rasa ingin tahu adalah DNA dari seorang inovator. Dengan rasa ingin tahu, kamu akan terdorong untuk melakukan riset, mencari tahu akar dari setiap persoalan, menemukan pemecahan masalah dan menciptakan terobosan baru untuk memecahkan masalah tersebut. Tapi pertanyaannya, apabila kamu sudah sukses nanti dan memimpin perusahaanmu sendiri, apakah kamu juga mengizinkan karyawanmu untuk memiliki rasa ingin tahu yang sama sepertimu?

Apakah kamu mau menerima ide-ide mereka? Ataukah kamu hanya mau bertukar pikiran dengan karyawan-karyawan senior saja? Memupuk rasa ingin tahu adalah kunci untuk menciptakan terobosan yang mengarahkan sebuah perusahaan untuk mencapai puncak keberhasilan. Jangan takut, teruslah ingin tahu. Oom Steve Job bilang: “Stay hungry, stay foolish.”

3. Berpikir fleksible dan menggunakan bukti pendukung


Seringkali kita berpikir sepihak dan hanya melihat dari perpektif kita, merasa bahwa solusi yang kita pikirkan adalah yang terbaik. Kita lupa, bahwa ada banyak sudut pandang berbeda yang bisa kita gunakan untuk memecahkan masalah kita. Seringkali kita hanya memegang teguh sepotong bukti yang mendukung pendapat kita namun mengabaikan lusinan bukti lain yang sebenarnya berseberangan dengan pendapat kita.

Bijaksana, adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari beragam sudut pandang, tidak buru-buru mengambil tindakan sebelum melihat setiap sisi dan bukti-bukti pendukung yang valid. Sayangnya, mayoritas orang tidak demikian. People see what they want to see, hear what they want to hear.

4. Mengobrol


What? Hehe, serius bray. Di sini yang dimaksud Susan tentang kemampuan mengobrol bukan hanya sekedar bicara-bicara saja. Setiap hari kita berbicara dengan orang lain, tapi sering kali pembicaraan itu hanya sekedar saja. Mengobrol adalah suatu proses pembicaraan di mana para pelakunya terlibat dalam perbincangan yang kaya akan topik dan pembahasan.

Pernahkah kamu memiliki pengalaman mengobrol dengan seseorang, di mana kalian saling berbagi, seakan-akan topik pembicaraan itu tidak akan pernah habis, dan setelah pembicaraan itu selesai kamu menyadari bahwa dari perbincangan itu kamu jadi tahu/belajar banyak hal baru? Maaf, bukan mau membangkitkan kenangan mantan dan rasa yang dulu pernah ada itu, tapi itulah contoh nyata dari kemampuan ini.

5. Kolaborasi


Apakah kamu tipe orang yang bisa membaur dan bekerja sama dengan orang lain, atau hanya suka mengatur-ngatur saja? Beberapa orang mungkin memang terlahir sebagai team-player unggul sementara yang lain mungkin lebih suka bekerja sendiri. Lone-ranger yang sukses seperti Rambo itu sangat jarang dan tidak realistis, jauh lebih baik kamu membiasakan dirimu untuk bisa bekerja secara team dan memberi kontribusi maksimal dalam kolaborasi.

6. Nyali


Ini baru laki banget, haha. Nyali bukan hanya bicara keberanian, tapi juga kemauan, niat dan keteguhan hati untuk menghadapi sesuatu yang mungkin sangat kamu benci dan ingin sekali kamu hindari. Banyak tantangan dalam hidup ini yang pastinya tidak kita sukai, tapi hey... bukan tantangan namanya kalau tidak membuatmu ketar-ketir! Tapi nyali juga bukan hanya bicara soal kekuatanmu sendiri.

Bagaimana dengan team-mu? Bagaimana caranya mengangkat nyali mereka? Kasih minum Extra J*ss sampe mabok? (Disclaimer: Resiko ditanggung sendiri!) Karena faktanya, keberhasilan dari sebuah perusahaan/organisasi bukan hanya tergantung pada nyali pemimpinnya, tapi juga nyali para karyawannya!

7. Bahagia

Ingat, kamu itu manusia, orang lain juga manusia. Bahagia itu penting, bahkan amat sangat penting! Banyak orang yang menyia-nyiakan hidupnya dengan memikirkan masa lalu, penyesalan-penyesalan terhadap para mantan yang kini sudah menikah dan pamer foto-foto honey moon-nya di sosmed, atau terus menjejali dirinya dengan hal-hal yang tidak membuatnya bahagia, bekerja siang malam untuk membayar cicilan mobil, rumah dan gadget demi gengsinya, ternyata gengsinya tidak membuatnya bahagia, atau mungkin meratapi kenyataan dan mengeluh karena iri melihat kehidupan orang yang lebih kaya sehingga lupa mensyukuri keadaannya yang sebenarnya masih jauh lebih beruntung dari banyak orang.

Untuk menjadi bahagia itu sebenarnya simple. Cukup tinggalkan apapun yang membuatmu tidak bahagia, kejarlah yang membuatmu bahagia dan selalu bersyukur untuk apapun keadaanmu saat ini. Bahagia itu, kita yang buat!

Bekerja keras itu boleh, tapi jangan lupa bahagia!

0 comments:

Post a Comment